Thursday, May 14, 2009

Aku dan diriku

mimpi itu datang lagi...
Tapi sapaannya lebih halus,
Lebih sopan,
Dan lebih teredamkan.
Tak ada ledakan.
Hangat,
Sehangat pelukan ibu.
Menenangkan,
Seperti coklat di kala gundah.
Terkadang memang sedikit pahit,
Tapi menyembuhkan.
Mengisi ruang batin
Yang sengaja kukosongkan.
Aku tentram.

Namun aku lupa...
Kekasihku cemburu
Dengan keterlenaanku.
Kekasihku tak lagi merengkuhku
Karena akupun tak lagi mendamba-Nya sekuat dahulu.

Tanpa sadar, aku berjalan sendiri.
Genggaman tangan-Nya terlepas
Sehingga langkahku kembali terseok,
Tersaruk-saruk batu cadas jalanan.
Aus, tumpul.
Tak lagi tajam.
Tak lagi peka.
Tak lagi tertata.
Aku berderai...

Untuk diriku sendiri,
Bangunlah dari mimpi panjang ini.
Kekasih Sejatimu menunggumu
Tersenyum pada dunia
Dan menjaganya.
Kau harus hidup.
Untuk sebuah asa.
Untuk sebuah iman.
Untuk sebuah kematian
Yang kau damba
Di sepanjang usiamu.

0 comments:

Post a Comment