Thursday, October 15, 2009

TERJEMAHAN AESOP

0 comments


Love under the Table
Devi is a 2nd grade of junior high school girl. Among her friends, she is famously known as quiet one. However, nobody knows that she is very good at writing poems. She always spends her spare time alone and writes poem in her beloved blue book.

…there is no word to say
No feeling to convey
It’s me
It’s my self

The beauty of falling in love is in the air of her heart, regardless her disability to get along with others well. No body expects that this silent girl has a crush on her senior, Rezky, the most wanted boy in her school. Since she is very quiet and shy, she always feels that she does not have any right to love Rezky. Thus, she can only express what is in her heart through poems.

… I want you to know that right here I’m waiting for you
Though I have to wait till the end of my time
And I hope this feeling will last forever…


A Dog and his Shadow

A dog which got a bone from someone was running happily to his house as fast as possible. When he passed a very small bridge, he looked down and saw his own shadow mirrored from the water under the bridge. That greedy dog thought that he saw another dog which brought a bigger bone than his.
If only he stopped to think for a while, he would know that it was only his shadow. But that dog did not think at all. He dropped the bone form his mouth and directly jumped into the river. Got nothing, that greedy dog eventually swam with full effort to the bank of the river. When he finally reached the bank of the river safely, he only could stand and feel sad because the bone he brought previously had gone. Then he regretted what had happened and realized how stupid he was.

It is very stupid to be a greedy person.

A Buffalo and a Goat

A buffalo had successfully escaped an attack from a lion by entering a cave which often used by a herd of goats as a place to take shelter and stay when night came or when the weather was getting worse. At that moment, there was only a billy goat in the cave. When the buffalo entered the cave, the billy goat took a bow and ran to hit the buffalo with his horns so that the buffalo got out from the cave and eaten by the lion. The buffalo stood still watching the billy goat’s act, whereas the lion outside the cave was here and there looking for his prey.
Then the buffalo said to the goat, “Never think that I will surrender and do nothing seeing you acting like a coward because of my fear to you. When the lion has gone, I will give you an unforgettable lesson.”

It is very cruel to take an advantage from the difficulties of others.







[+/-] Read more...

Saturday, June 20, 2009

LOVELY WAR

0 comments

menang kalah, bukan urusanmu

tapi kamu harus menang

setidaknya kamu harus berusaha untuk menang

dan semua pengalaman demi mewujudkan kemenangan itu
akan menjadi langkah-langkah
untuk kemenangan berikutnya


aku tak ingin menyerah sampai di sini
jalanku masih panjang
ada ribuan titian yang belum
menyangga kaki kecilku

aku ingin menang
untuk diriku sendiri
dan orang-orang yang mencintaiku

[+/-] Read more...

Ajarkan Aku Menjadi Naif

0 comments

This is my favorite poem from Supernova-Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh....


Ajarkan aku menjadi naif
Senaif dirimu yang masih bisa tertawa
Senaif kebahagiaan di alam kita berdua
karena setiap detik ketika kenyataan mulai bersinggungan
Aku rasakan sakit yang nyaris tak tertahankan
Atau ajarkan aku menjadi penipu
Apabila ternyata
Kau merasakan sakit itu dalam tawamu

[+/-] Read more...

Bapak

0 comments

Wow, ternyata sudah lama aku enggak menyentuh blog ini. one month! yeah, many things happen. Dan selama satu bulan itu, aku merasa lebih baik setiap harinya. Lukaku sudah hampir kering dan aku bisa menatap masa depan dengan lebih bijaksana dan ceria. teman-temanku sungguh luar biasa. Mereka mendukungku, memelukku, berbicara berjam-jam denganku, bahkan hingga dini hari. Tak banyak orang mau melakukannya. Tapi mereka luar biasa. mungkin karena secara psikologis, cewek secara naluriah akan membantu temannya untuk memecahkan masalah mereka dengan berbicara dan mendengarkan.



Ada satu orang teman yang sangat spesial. Dia spesial, karena dia bukan cewek. dan kami terkadang berbicara berjam-jam. Well, semua temanku spesial, namun aku ingin bercerita tentang sahabat baruku ini. Kami telah berteman selama 21 tahun, seumur hidupku. Kami sering melakukan banyak hal bersama. Tak pernah berpisah, kecuali setelah aku kuliah. Namun, justru saat aku semakin dewasa dan bertumbuh, aku semakin memahaminya dan mampu berbagi dengannya dengan caraku. Aku tak pernah menduga aku bisa bersahabat dengannya. Ya, aku tak pernah menyangka aku bisa bersahabat dengan bapakku.

Waktu itu hampir tengah malam. hari kedua 'liburan' di rumah. Televisi menyiarkan pertandingan sepak bola, kurasa liga italia, namun aku lupa tim apa. Kami berdua sama-sama mengalami perubahan jam biologis sehingga baru bisa tidur setelah pukul satu atau pukul dua. Kami suka bicara mengomentari banyak hal, sehingga tak heran jika diskusi dengan bapak selalu menyenangkan. Malam itu kami membicarakan salah satu pemain yang gantung sepatu setelah pertandingan berakhir. Sepertinya masa depannya cerah, jadi kami tidak khawatir.

Entah ada dorongan apa (mungkin karena topik pembicaraan kami sudah habis), aku mulai mengutarakan perkembangan masalah yang sudah membuatku down sebulan terakhir. Aku tahu bapak juga khawatir akan kondisiku, jadi kupikir bapak perlu tahu bahwa aku baik-baik saja, setidaknya aku berjalan ke arah yang membawaku pada kondisi baik-baik saja. Aku menceritakan analisisku, fakta-fakta yang terjadi, dan keputusan yang kuambil terhadap masalah itu. Meskipun kami berdua tahu bahwa secara rasional kami bisa menerimanya, namun ini berat untuk hatiku. Sehingga bapak membiarkan saja waktu aku menangis. Tak ada larangan, tak ada keterkejutan dari bapak. Bapak hanya mengerti. Bapak tidak menyalahkan semua pihak yang telah terkait dengan masalah ini. Bapak hanya mengerti, memahami, dan bersimpati. Semua keputusan ada di tanganku. Bapak selalu bilang, "ini adalah hidupmu. Kamu yang akan menjalani semua keputusanmu, semua pilihanmu. Dan yakinlah, masalah yang datang padamu ini adalah kesempatan untuk mendewasakan dirimu."

Seperti ibuku, bapakku juga luar biasa. Rasionalitas yang ada padanya, mengajarkanku untuk tetap tegak berdiri meskipun hatiku hancur luar biasa. Membawaku pada dimensi penuh syukur atas semua yang masih kumiliki saat ini. Bapakku tidak pernah mengajarkan dendam. Tidak pernah mengajarkan kebencian. Bapak selalu mengajakku untuk memahami orang lain. Mencoba melihat orang lain dari berbagai sudut pandang. Ketika ada orang lain melakukan kesalahan, bapak tak pernah menempatkannya di sudut mati yang membuat orang tersebut tak layak disapa. Dari situlah perlahan-lahan aku memaafkan sakit hatiku dan memaafkan semua luka.

memaafkan. Itu yang ingin diajarkan bapak padaku, kali ini.

[+/-] Read more...

Monday, May 18, 2009

Menunda Mencuci Baju adalah Kebodohan

3 comments

Ya, kebodohan yang tak terbantahkan! (jangan membantahku untuk hal ini!)

everybody who cares about me pasti notice kalo selama sebulan terakhir ini, i was turning into a living corpse, mayat hidup yang kerjaannya cuma tidur, makan, sholat. Thus, banyak pekerjaanku yang terbengkalai (banyak banget!!!! termasuk skripsi yang menentukan hidup matiku di kampus pun tak onggokkan begitu aja di sudut file laptopku..FIUH)...


Tapi skripsi yang tertunda tidak akan membuatku merasa bodoh kecuali aku ujian dan dibantai habis-habisan (ujianku masih lama, jadi aku tidak perlu khawatir dibantai saat ini). Ada hal-hal yang jauh lebih remeh dari skripsi, tapi menundanya membuatku mengutuk diri sendiri dan salah satunya adalah doing my laundry!! Mungkin semua orang akan ketawa dan bilang, "halah, itu kan cuma baju-baju kotor. bawa ke laudry beres kan?" NOPE!!! Not for me. I'm not a laundry lover. Jadi sebisa mungkin aku cuci bajuku manual otot kawat balung besi manusia, ho2x..idealis.

Well, secara slama ini aku berhasil mengembangkan sebuah kebiasaan baik (dan aku bangga, he2x) yaitu mencuci baju secara reguler dua hari sekali maksimal 6 potong. entah kenapa sejak dulu baju-baju kotor adalah beban terberat buatku dalam menjalani hari, so you guys know why i'm so upset ketika setelah sebulan yang aneh kemarin, tiba-tiba baju kotorku numpuk banget! hard work!

when i'm getting better (coba baca posting 'blogging it menyenangkan') dan ketika aku coba buat mengerahkan semangat untuk mencuci lagi, baju kotor itu gak abis-abis!! even until now..hiks...

sekarang aku mau mencuci dulu, sepertinya langit cerah..wish me luck..

NB:ada kebodohan yang lebih besar lagi yang udah kulakukan terkait sama penundaan...after washing deh...

[+/-] Read more...

Friday, May 15, 2009

Goldvish Phone

0 comments

According to the Guinness World Record, GoldVish phone is the most expensive mobile phone. The Gold Vish Le Million (just like its name,) costs 1 million euros, or about $1.45 million (around 1.1 billion rupiah). The unusual-shaped device is made out of 18-carat white gold and features 1,800 diamonds totaling 120 carats.

there are some questions that boggle my mind...


1. Who want to spend 1.1 billion rupiah just to buy a mobile phone?
2. What a huge decision! (And yeah, stupid I think. last year ago I just spent two hundred and ten thousand rupiah and I got a brand new cell phone! And it works well!)
3. How if the GoldVish is stolen?
4. How if we carelessly pour a cup of coffee?
5. How if somebody drops it from our table?
6. How if one the component doesn’t work?

Fiuh... The world must be crazy. We can use the money to save thousand of children in Africa or to solve the poverty in Indonesia.

[+/-] Read more...

Dear Bu Arwi

0 comments

this is my acknowledgment for extensive reading class which i put on the cover of the final report... i love this class very much!!!

The end of semester, June 2008


Dear Bu Arwi,

Thanks for a marvelous ER class. ER is an Extraordinary Room which inevitably gives us space to be creative thinkers. You never force me to do this and that, but I love to do all this semester projects.



Love and hug,
Trying-to-not-to-be procrastinator anymore
Rosaline Meda


I also write the longer acknowledgment on the first page to say thousand thanks to Allah and all the people around me that have given me strength to stand...

Thanks Allah for not letting me getting up late. I am afraid of not being able to get up at 2 a.m. I know that procrastinator like me should be punished with mountain of assignments, but this semester, is the hardest punishment. Thanks for still letting me alive…

Thanks Mom and Dad for the calling and praying that pouring me great spirit… I don’t know what my life would be without your love…

Thanks Bu Arwi for your companionship. There is no lecturer that wants to listen to student’s problem better than you…

Thanks to Eyang Wahab for being a great grandfather… there is no Professor that so humble and caring like you…

Thanks to Silvia, Endri, Miftach, and all the House of Forkis dwellers for your sisterhood, laugh, and care…

Thanks to Forkis member for letting me go off from duty for a while to touch my beloved homework…

And thanks to myself for not giving up!
This is the best work you have ever done!
Congratulation!!!!

"If you fall back a few steps, climb the stairs again”
Finally, it’s a nice ending

[+/-] Read more...